Lanjutan; Estetika Penataan Ruang Arsitektur Dan Contoh-contoh [Part 2 of 2]

Anda kini berada pada halaman artikel kedua yang membahas tentang estetika penataan ruang arsitektur bangunan. Sangat cocok bagi arsitek pemula, maupun yang sedang study.

Halaman sebelumnya telah membahas 2 dari 4 unsur yang ideal dijadikan acuan membuat konsep perancangan. Yakni: Tatanan dan kesatuan ruang, serta Proporsi dan skala ruang. Sementara dalam artikel ini adalah:

Pentingnya Estetika Penataan Ruang Arsitektur Dan Contoh-contoh Konkrit

3. Simetri dan keseimbangan ruang

Simetri dalam perancangan arsitektur dapat terjadi bidang datar, vertikal dan miring. Pada bidang datar misalnya 2 buah ruang kelas, yang memiliki ukuran sama dan sejajar.

Sedangkan contoh simetri secara vertikal adalah pemasangan 2 unit jendela pada dinding. Yang mana jendela-jendela tersebut memiliki kesamaan, mulai dari bahan, elevasi, tinggi, lebar maupun model.

Selanjutnya, contoh simetri yang berada pada bidang miring adalah atap bangunan, yang berbentuk pelana. Atap pelana disebut simetri karena sisi kanan dan kiri dari atap tersebut memiliki luas, sudut kemiringan, dan tampilan yang sama.

3 contoh diatas tentu dapat terwujud karena penataan ruang arsitektur dilakukan dengan benar. Dan, dari contoh-contoh simetri tersebut diketahui bahwa keseimbangan (balance) pada elemen, ruang dan bangunan sangat penting sekali. Sebab secara tidak langsung mampu menambah estetika pada interior, maupun eksterior bangunan.

Jenis-jenis simetri dalam perancangan bangunan ada 2 yaitu:

a. Simetri formal (formal symmetry)

Adalah satu tipe keseimbangan yang mudah dilihat dan dimengerti, tetapi cenderung menimbulkan kesulitan dalam menyelaraskan antara fungsi dan elemen-elemen lain yang harus ada.

Contoh, ketika menentukan ukuran keramik lantai toilet. Yang mana pada lantai tersebut terdapat 1 buah floor drain, dan closed. Maka dipastikan ukuran keramik lantai tidak semua sama. Karena pengurangan ruang yang dipakai untuk memasang 2 jenis sanitair tersebut.

Contoh kedua adalah pola kotak-kotak, atau garis yang terdapat pada plafon. Akan tetapi karena terdapat beberapa lampu pada bidang plafon, akhirnya keseimbangan tidak terlihat dengan sempurna.

b. Simetri non formal (unformal symmetry)

Adalah suatu tipe keseimbangan yang sulit dilihat, dan sulit dimengerti apa makna yang akan dicapai. Oleh sebab itu, sering dikategorikan hanya sebagai elemen pendukung dalam penataan ruang arsitektur.

Contoh beraben pondasi atau DPT (Dinding Penahan Tanah). Ditinjau dari bentuknya sangat tidak teratur, tetapi dapat menambah estetika pondasi/DPT. Pula ditinjau dari fungsinya, tanpa unsur tersebut pun sebenarnya pondasi sudah kokoh.

Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa simetri non formal adalah murni konsep untuk mencapai keindahan pada desain. Dengan kata lain, bukan menjadi suatu keharusan untuk membuat bangunan menjadi kokoh, tetapi untuk membuat bangunan memiliki daya tarik.

Ciri lain simetri non formal adalah:

  • Tinggi, lebar dan elevasi objek tidak teratur
  • Menggunakan material lebih dari 1 jenis
  • Susunan material acak, tapi membentuk pola tertentu
  • Pola yang dibuat bermacam-macam, tapi di ulang-ulang
  • Berada pada bidang yang sama, tetapi tidak harus memiliki sumbu sama.

4. Ritme dan harmoni penataan ruang

Ritme umumnya adalah berkaitan dengan alam dan suara. Misal suara tetes air di kamar mandi, dan bunyi jarum jam dinding yang berulang dengan teratur.

Namun ritme bisa juga dibuat secara rekayasa, dengan menggunakan atau tanpa alat. Dan sama sekali tidak memiliki efek suara. Misalnya saat arsitek melakukan penataan ruang arsitektur.

A. Ritme dalam arsitektur

Ritme dalam arsitektur adalah kelompok-kelompok elemen yang tertata dengan teratur pada sebuah desain arsitektur. Contoh:

  • Tonjolan-tonjolan tiang kolom pada dinding,
  • Deretan titik lampu yang terpasang pada langit-langit
  • Deretan pohon yang ditanam di pinggir jalan, dan sebagainya.

Contoh-contoh tersebut membuktikan bahwa ritme dalam arsitektur terwujud melalui konsep perancangan dan penataan ruang yang tepat, serta didukung oleh analisa-analisa yang dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh yang lebih besar adalah ruang kelas yang berjejer. Ritme yang terbentuk disana adalah mulai dari letak pintu dan jendela, susun kursi, titik lampu dan masih banyak lagi. Termasuk pula sistem konstruksi bangunan pada beberapa ruang kelas dibuat sama.

B. Harmoni penataan ruang

Harmoni dalam komposisi arsitektur merupakan upaya konfirmasi untuk mencapai konsistensi melalui beberapa pengulangan dari materĂ­al yang digunakan. Sebagai sentuhan dalam proses menciptakan kekompakan menata komposisi pada suatu objek yang di tata.

Contoh harmoni penataan ruang yang bagus adalah taman kota. Ruang publik ini dapat menyenangkan karena terdapat kekompakan antara alam (sinar matahari dan bayangannya), dengan elemen-elemen yang terdapat pada taman. Misal kursi taman, jalan setapak, tiang lampu dan sebagainya.

Contoh lain dalam skala yang sangat kecil adalah playground anak. Tata letak wahana dibuat harmoni dengan alur kegiatan anak yang sedang bermain. Sehingga dengan mudah dilakukan penyesuaian gerak/aktivitas. Sekaligus untuk mencegah anak agar tidak cepat jenuh.

Singkatnya, harmoni penataan ruang arsitektur selalu berdampak positif terhadap segala aspek-aspek yang terdapat pada bangunan. Dan, bukan saja dapat dinikmati oleh pengguna tetapi termasuk orang-orang yang berada diluar bangunan.

Perlukan efisiensi dipertimbangkan saat membuat konsep perencanaan?

Kalau Anda mengingat teori Vitruvius poin 4, mengatakan unsur efisiensi penting dalam menyusun konsep perencanaan. Bagaimana menurut Saudara, memang perlu kah unsur tersebut?. Hemat penulis tergantung situasi dan kondisi.

Situasi maksudnya disini adalah kemampuan pemilik bangunan (dalam hal finansial) untuk mewujudkan arsitektur sesuai dengan rancangan. Alias tidak melakukan intervensi sedikit pun terhadap konsep perancangan yang dibuat oleh arsitek.

Sementara maksud kondisi dalam hal ini adalah menyangkut ketersediaan tapak apakah sebanding dengan kebutuhan ruang pada bangunan. Jikalau tidak, berarti antara tapak dan kebutuhan terjadi kontras.

Nah terkait kontras sendiri, menurut teori-teori arsitek terdahulu adalah termasuk unsur penting dalam penataan ruang arsitektur. Namun, lagi-lagi hemat penulis sifat kontras sama persis dengan efisiensi.

Kontras tidak semua terjadi pada perancangan bangunan. Dengan kata lain tidak selalu cocok dengan arsitektur setiap daerah. Pula, tidak semua arsitek suka dengan hal-hal kontras. Terlebih era desain minimalis saat ini. Dimana otoritas arsitek semakin berkurang, oleh sebab adanya intervensi tadi, atau karena banyaknya referensi desain di internet.

Namun demikian pada satu kondisi tertentu tidak baik mengabaikan kontras. Asalkan dengan tujuan yang jelas. Contoh fasade ruko. Kontras dapat diciptakan dengan bentuk garis,, arah dan bayangan objek. Dalam bentuk vertikal atau horizontal, dan dalam tata warna dan tekstur yang bermacam-macam.

Demikian ulasan mengenai estetika penataan ruang arsitektur. Semoga bermanfaat.

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!