Desain Posyandu Minimalis Yang Unik, Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan

Disini, kami akan berbagi bentuk desain posyandu minimalis untuk teman-teman sekalian. Bilamana Anda mendapat mandat untuk merancang, atau membangun posyandu, boleh mengacu pada desain ini. Dengan salah satu keunikan-nya adalah menggunakan kontruksi baja.

Desain bangunan posyandu minimalis lengkap dengan ruang tunggu dan kebun tanaman obat

Mengapa harus pakai baja, dan untuk papa material tersebut digunakan?. Simak penjelasannya dalam artikel ini. Alasan utama jelas untuk menghemat biaya. Mengapa harus hemat?. Sebab biaya membangun posyandu pada umumnya adalah swadaya masyarakat.

Ukuran dan tata guna lahan

Bangunan posyandu berdiri diatas lahan berukuran 10×14 meter. Dan, terletak di area belakang lahan. Sebagaimana terlihat pada desain posyandu minimalis diatas. Adapun pembagian lahan tersebut adalah terdiri dari 4 macam, yaitu:

Akses jalan ukuran 2,5×8 meter

Berfungsi sebagai jalur berjalan kaki menuju, dan keluar dari area posyandu. Karena sifat penggunaan jalan adalah 2 jalur. Maka, lebar jalan di buat 2,5 meter. Dengan tujuan agar pejalan kaki leluasa pada saat berpapasan.

Rencana bahan untuk perkerasan jalan adalah menggunakan paving block. Hal itu dilakukan agar permukaan jalan tidak tertutup rapat. Melainkan, memiliki rongga/celah. Sehingga pada saat hujan, air mudah menyerap kedalam tanah.

Ruang tunggu

Sesuai dengan fungsinya. Desain posyandu minimalis dibuat untuk memberi kenyamanan yang sempurna bagi peserta. Baik anak-anak balita, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Maka dari itu, ruang tunggu dibuat jauh lebih luas dibanding ruang periksa. Yakni 42 meter persegi.

1. Aspek fungsi dan hemat energi

Selain, bisa menikmati pemandangan kebun obat. Anak-anak jadi bebas bermain. Dan, ke depan rencana pengelola posyandu. Area ini akan di lengkapi beberapa wahana permainan. Seperti seluncuran, dan ayunan.

Kelebihan lain dari ruangan tersebut adalah dalam hal pencahayaan, dan penghawaan. Ruang tunggu sengaja di rancang terbuka, agar sirkulasi udara, dan sinar matahari dapat masuk kedalam ruangan.

Dengan demikian pengelola posyandu tidak perlu mengandalkan penerangan buatan, maupun AC. Sehingga, hemat energi dan biaya. Kecuali, penerangan pada saat malam hari. Tapi, hal itu hanya sekedarnya saja Sebab, aktivitas posyandu hanya siang hari. Malam, tidak ada.

2. Aspek keamanan dan kenyamanan ruang

Bukaan pada ruang tunggu hanya dari depan. Sisi samping kanan/kiri, maupun belakang dibuat tertutup rapat. Dengan menggunakan material dinding bata ringan. Setinggi atap.

Hal itu dilakukan untuk mencegah pencuri masuk. Serta, untuk menangkal suara bising yang berasal dari samping, dan belakang posyandu minimalis. Dengan demikian, aktivitas di posyandu akan berlangsung nyaman. Dan, properti tidak hilang.

Bangunan posyandu

Beserta perlengkapan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk pelayanan vaksin, imunisasi, penyuluhan kesehatan dan gizi. Bediri diatas lahan 3×6 meter. Serta, tepat berada di pojok kanan kavling. Bangunan tersebut terlihat pada gambar perspektif (tampak atas) berikut.

Perspektif tampak atas konstruksi bangunan posyandu

Sifat ruangan ini adalah privat. Oleh sebab itu dibuat tertutup. Sehingga, kecuali petugas posyandu dan masyarakat yang melakukan pemeriksaan kesehatan. Dilarang masuk ke dalam ruang periksa.

Kebun tanaman obat

Hampir setengah luas lahan dimanfaatkan sebagai kebun tanaman obat. Tempatnya juga dirancang pada tempat yang strategis. Berada di depan. Sehingga view dari luar terkesan bahwa area tersebut adalah sebuah taman.

Selain berguna sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Area ini juga bermanfaat sebagai penangkal polusi suara, maupun udara kotor yang berasal dari asap kendaraan yang melintas di jalan raya. Sangat unik bukan?.

Tata guna lahan menurut peraturan bangunan

Dalam hal ini, sekalipun mengusung konsep pembangunan posyandu minimalis. Bukan serta merta mengabaikan aspek-aspek yang justru bertolak belakang dengan kesehatan. Akan tetapi sebaliknya. Secara desain, bangunan memang sangat minimalis. Tapi, tata guna lahan justru maksimal. Serta, mengedepankan aspek ramah lingkungan.

Berdasarkan peraturan tata guna lahan, tempat ini sangat memenuhi syarat. Bahkan lebih. Sebab, bangunan tidak sampai 70% dari luas lahan. Dan, RTH murni mencapai 45%. Jika, ditambah dengan fasilitas jalan. Berarti mencapai 2/3 luas lahan. Cukup luas bukan?.

Singkatnya, penggunaan lahan posyandu sangat bagus. Sekalin dari segi fungsi, tata letak, maupun aspek peraturan bangunan. Seluruhnya telah tercapai dengan sempurna. Oleh sebab itu, di awal kami sebut pantas untuk Anda tiru. Silahkan. Berikut konsep perancangannya, sebagaimana yang tengah Anda baca saat ini.

Tata ruang periksa dan toilet yang minimalis

Untuk efisiensi biaya. Bangunan utama posyandu dibagi menjadi 3 ruangan. Yaitu ruang periksa. Dengan ukuran 3×4 meter. Dan, 2 buah toilet. Masing-masing berukuran 1,5×2 meter. Jadi, total ukuran bangunan utama adalah 36,0 meter persegi.

Terkait kegunaan toilet. 1 unit adalah khusus untuk pegawai posyandu. Oleh sebab itu, bukaan pintu dibuat didalam ruang periksa. Sementara toilet yang lain adalah untuk umum. Sehingga dibuat mengarah ke ruang tunggu.

Dari segi ukuran dan arah bukaan pintu. Ruang periksa, maupun toilet. Adalah bukti lain bahwa posyandu minimalis ini cocok diterapkan di lahan yang terbatas. Jadi, tidak harus sama dengan desain yang kami buat.

Bagian ke-2 dari artikel ini, akan membahas tentang konstruksi bangunan. Serta jenis-jenis material yang digunakan untuk membangun posyandu. Artikel tersebut bisa Anda baca dalam blog website ini. Silahkan browsing dengan kata kunci: “sistem konstruksi bangunan posyandu”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!