Saat membuat gambar yang diperlukan untuk pembangunan rumah tinggal. Atau bangunan-bangunan gedung lainnya. Ternyata ada 10 kesalahan arsitek yang fatal. Sebagian diantaranya memang tidak secara sengaja. Namun tetap saja memiliki dampak yang serius. Khususnya terhadap proses pelaksanaan pembangunan.
Oh iya sobat, tulisan ini bukan bermaksud untuk mendiskreditkan profesionalitas rekan-rekan sekalian. Melainkan untuk mengingatkan. Supaya tidak terjadi lagi. Berikut penjelasannya untuk anda.
Macam-macam kesalahan membuat gambar bangunan
Oke, tak perlu panjang lebar. 10 kesalahan arsitek, jenis-jenisnya adalah seperti berikut:
1. Arsitek tidak melakukan survei/ukur lokasi
Melakukan survei lokasi adalah untuk mengetahui keadaan lokasi tapak/lahan yang akan dibangun. Sedangkan ukur lokasi artinya melakukan pengukuran panjang, lebar serta level tapak. Pengukuran lokasi merupakan dasar untuk melakukan perencanaan bangunan.
Akan tetapi karena lokasi yang jauh, kondisi cuaca yang tidak mendukung. Atau karena situasi tertentu. Seperti saat ini dunia sedang dilanda pandemi covid-19. Sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh. Adalah salah satu alasan tidak melaksanakan survei. Dan ukur lokasi.
2. Kesalahan menggunakan skala gambar
Maksudnya arsitek bukan tidak bisa menerapkan skala secara benar. Kami yakin semuanya bisa. Namun kekeliruan skala gambar yang dimaksud, adalah ketika membuat gambar bangunan yang sejenis. Seharusnya dengan skala yang sama. Misalnya antara gambar tampak samping kiri, dan samping kanan. Dengan demikian visualisasi pada 2 desain tersebut, menjadi selaras dan menarik. Hal tersebut menjadi bagian dari 10 kesalahan arsitek.
Saat merancang gambar sering tanpa sadar, menggunakan skala gambar tidak konsekuen. Alasannya karena ukuran kertas/halaman gambar tidak mencukupi. Namun, lagi-lagi sependek pengalaman kami. Hal tersebut sebenarnya mudah di-siasati. Misalnya dengan mengubah ukuran kertas, menjadi lebih besar.
3. Desain tidak tegak lurus terhadap kertas gambar
Arsitek sering mengacu pada arah mata angin, ketika menerapkan desain dalam kertas gambar. Akibatnya letak bangunan pada kertas gambar menjadi miring. Yang benar adalah berpedoman desain. Sehingga desain tegak lurus terhadap kertas gambar. Kesalahan meletakkan denah bangunan, seperti pada gambar berikut.
Dampak dari kekeliruan tersebut sebenarnya, yang pertama adalah pada arsitek sendiri. Yaitu dia akan bersusah payah membuat desain bangunan. Karena letaknya tidak tegak lurus. Sehingga harus merubah sudut pada gambar AutoCAD. Selain itu, yang membaca gambar desain juga tidak nyaman. Karena posisi notasi/keterangan ukuran gambar juga akan miring.
4. Keterangan gambar tidak lengkap
Apa saja jenis-jenisnya?. Silahkan anda pelajari melalui tautan ini. Telah kami uraikan secara jelas pada artikel tersebut. Salah satu dari keterangan-keterangan tersebut tidak tercantum dalam gambar. Tentu mengakibatkan terjadinya 10 kesalahan arsitek.
5. Tata ruang bangunan secara random
Atau tidak berdasarkan analisa ruang, jenis aktivitas dan perilaku pengguna bangunan. Namun sering dengan cara random. Atau men-duplikat gambar desain yang sudah ada. Hal itu secaa tidak langsung merugikan pemilik bangunan. Karena sejatinya mereka-lah yang menjadi pengguna. Bukan orang-orang yang ada pada rancangan desain sebelumnya.
6. Menggunakan material yang langka
Atau tidak ready stock. Dengan alasan sedang (mengikuti) trend. Padahal berdampak pada anggaran biaya. Selain lebih mahal. Proses pengadaannya juga memakan waktu lama. Karena harus mendatangkan dari luar kota. Yang benar adalah mengutamakan material yang tersedia dan terdekat. Itu baru hemat energi dan biaya.
7. Kekeliruan menggunakan energi
Atau boros energi. Khusunya listrik dan air. Dampaknya secara materi kepada pemilik bangunan tidak kasat mata. Namun sebenarnya untuk jangka panjang tergolong memberatkan. Karena tiap bulan harus membayar listrik atau biaya air yang besar. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan konsep ramah lingkungan. Padahal salah satu peran arsitek adalah untuk menghemat energi.
8. Mengabaikan keamanan dan kenyamanan
10 kesalahan arsitek lainnya, yaitu berkaitan dengan faktor keamanan dan kenyamanan. Terdiri 2 macam, yaitu:
- Kesalahan yang terjadi pada saat proses perancangan. Misalnya merancang tangga besi dengan trap yang sangat tinggi. Atau membuat carport dengan ukuran yang sangat minim. Dan sebagainya.
- Dan kesalahan ketika pelaksanaan pembangunan. Contohnya, tukang dalam melaksanakan pekerjaan tidak bisa mandiri. Melainkan tergantung pada instruksi dari arsitek. Hal ini umumnya terjadi karena gambar tidak lengkap.
9. Dimensi bahan hanya kira-kira
Mirip dengan kesalahan nomor 5. Menentukan dimensi bahan, khususnya untuk struktur. Sering menerapkan kasus secara random. Atau hanya kira-kira. Alias tidak melalui perhitungan kekuatan struktur. Melainkan mencontoh dimensi-dimensi bahan dari proyek sebelumnya.
10. Tidak mengikuti aturan pakai bahan
Karena semua produk memiliki standar/ketentuan tentang cara pemakaian. Maka setiap arsitek wajib mengikuti arahan tersebut. Misalnya ketentuan jarak usuk dan reng untuk atap genteng beton. Atau untuk pemasangan atap dan talang galvalum. Serta masih banyak lagi. Yang wajib anda ikuti, supaya 10 kesalahan arsitek dapat anda hindari.
Dampak kekeliruan arsitek pada desain
Sadar atau tidak, melakukan kesalahan gambar desain. Akan berdampak pada: a].Pemilik bangunan, b].Tukang yang mengerjakan bangunan, c].Lingkungan sekitar, dan d].arsitek sendiri. Dalam bentuk materi, psikis atau moril.
Pemilik bangunan tentu mengalami kerugian secara materi. Karena mengakibatkan biaya pembangunan menjadi bengkak. Selain itu, jadwal pelaksanaan semakin lama. Demikian juga pekerja proyek sangat dirugikan secara psikis. Bila terjadi kesalahan, seperti pada nomor 8. Sementara dampaknya pada lingkungan, yaitu sumber daya energi akan cepat habis. Sedangkan untuk arsitek sendiri, taruhannya adalah reputasi.
[Kesimpulan] Arsitek wajib melakukan introspeksi
Seperti kami sampaikan semula. Sekali lagi, tulisan mengenai 10 kesalahan arsitek ini. Tidak bertujuan untuk menjatuhkan kredibilitas dan profesionalitas arsitek. Namun untuk koreksi, dan sekaligus instrospeksi. Karena ke depan persaingan semakin ketat. Untuk itu rekan-rekan arsitek harus mempersiapkan diri. Sejak dini. Supaya tetap mendapat kepercayaan dari masyarakat.