Begini Gambaran Arsitektur Lanskap Jalan Tol Di Indonesia

Kita mendukung sepenuhnya program pembangunan infrastruktur jalan tol seluruh pelosok negeri Indonesia. Namun pembangunan jalan tol bila tidak tertangani dengan benar dan profesional, sama dengan merusak lingkungan alam. Peran arsitektur lanskap dalamnya bukan sekedar menciptakan karya rancangan spektakuler atau hebat, penting agar menjaga dan melestarikan alam sekitar sebagai karya rancangan Sang Khalik, yang wajib kita wariskan kepada generasi mendatang.

Pentingkah unsur arsitektur lanskap dalam pembangunan jalan tol?

Pembangunan infrastruktur jalan tol dari perspektif ilmu pengetahuan arsitektur lanskap, adalah menciptakan lingkungan binaan baru yang kita lakukan mengutamakan kaidah estetika. Namun tidak serta merta mengabaikan kaidah konstruksi serta bentuk atau fungsi. Lingkungan binaan baru tersebut tercipta, bertujuan untuk memperoleh manfaat bagi kelangsungan manusia hidup dan mahluk lainnya.

Sejalan dengan pendapat Norman T.Newtown (1971), mengatakan bahwa arsitektur lanskap adalah seni dan pengetahuan. Yang mengatur tata letak permukaan bumi dan ruang-ruang diatas, untuk mencapai efisiensi, keselamatan dan kesehatan umat manusia. Merujuk pada pendapat tersebut, kita tahu pentingnya unsur arsitektur lanskap seharusnya ada sejak perencanaan jalan tol.

Mengapa merencanakan lanskap harus mengedepankan kaidah estetika?

Elemen lanskap terdiri dari Hard Material dan Soft Material. Elemen hard material (material keras) maksud adalah perkerasan dan bangunan, sementara elemen soft material (material lembut) adalah tanaman atau vegetasi. Kombinasi 2 elemen ini, secara tidak langsung telah memenuhi kaidah konstruksi, serta fungsi bersamaan, manakala suatu proses perencanaan lanskap jalan tol berlaku.

Perkerasan dan bangunan berhubungan erat dengan konstruksi, bentuk maupun fungsi, sementara vegetasi orientasinya adalah kaidah estetika. Nah, supaya perkerasan maupun bangunan dapat memiliki nilai seni, efisien dan bermanfaat, perlu menata sedemikian rupa oleh seorang arsitek lanskap. Hal ini menjadi jawaban, mengapa dalam perencanaan infrastruktur jalan tol harus mengedepankan estetika. Sekaligus menjadi alasan kedua, bahwa unsur arsitektur lanskap sangat penting dalam perencanaan infrastruktur jalan tol.

Apakah arsitek lanskap telah berperan dalam perencanaan insfrastruktur jalan tol?

Peran dan tugas arsitek lanskap menurut ASLA (American Society of Landscape Arhitecture), menjelaskan bahwa arsitek lanskap bertugas menganalisis, merencanakan, merancang, mengelola dan memelihara lingkungan alam yang terbangun.

Mengacu penjelasan ALSA, peran arsitek lanskap dalam pembangunan jalan tol tidak berhenti pada tahap perencanaan saja, yaitu menganalisis, merencanakan dan merancang. Namun juga tahap pasca konstruksi, yaitu mengelola dan memelihara lingkungan alam.

Sampai di sini, kita tidak menjelaskan satu per satu secara detail peran arsitek lanskap. Tetapi sesuai judul, sejauh mana peran arsitek lanskap dalam pembangunan infrastruktur jalan tol, saat ini dapat kita ketahui dari beberapa aspek berikut:

1. Ruang binaan arsitektur lanskap yang nyaman

Ruang binaan baru terbentuk pada alam terbuka, terbentang sepanjang jalan tol dan mencapai ratusan kilometer. Yang menciptakan sirkulasi dan pergerakan yang kompleks bagi pengguna jalan tol. Dampak pergerakan yang panjang ini, pengguna akan cepat merasakan kejenuhan saat berkendara. Untuk sebagian ruas jalan tol, yang kebetulan memiliki unsur view dari alam sekitar dapat mengurangi sedikit kejenuhan. Tetapi bagaiman dengan bagian ruas jalan tol yang tidak memiliki view?

Agar pembaca tahu bentuk ruang binaan baru yang terbentuk pada arsitektur lanskap jalan tol
Gambar Ruang Binaan Baru Jalan Tol

Pada gambar, terlihat ruang yang terbentuk pada jalan tol terkesan statis dan tidak memiliki estetika. Dampaknya, pada ruas jalan tol seperti ini akan mengakibatkan pengendara cepat lelah dan bosan, penyebabnya karena elemen vegetasi pada lanskap jalan tol sangat minim.

Merancang agar jalan tol bisa menciptakan rasa nyaman bagi pengguna. Selain melakukan penanaman vegetasi/penghijauan sekitar tepi jalan tol, pemasangan reklame pada tempat-tempat tertentu bisa kita lakukan. Misalnya, reklame kita pasang disisi luar Fly Over yang ada pada gambar di atas.

2. Waktu melintas pada lanskap jalan tol

Pengertian waktu yang kita maksud bukan jarak tempuh pengendara, dari kota A bisa sampai ke kota B berapa lama. Melainkan siklus pengguna jalan tol, saat melintas apakah siang atau malam hari, ketika hujan atau terik matahari atau pada kondisi jalur sedang padat atau ketika sepi. Atau kombinasi antar siklus tersebut, misalnya melintas saat malam hari dengan cuaca hujan, atau pada siang hari tetapi jalur tol padat kendaraan.

 

Melintas di jalan tol pada malam, pagi dan siang hari memberi suasana yang berbeda-beda bagi pengendara, perhatikan gambar slide. Misalnya, malam hari jalan tol akan penuh cahaya lampu yang berasal dari mobil pengendara lain, lampu penerangan jalan atau lampu dari permukiman sekitar jalan tol. Kondisi seperti ini membuat pengendara tidak nyaman, karena cahaya yang terlalu banyak bisa mengakiatkan pandangan silau. Namun sebaliknya, cahaya yang sedikit pun akan mengakibatkan pengendara cepat mengantuk.

Untuk mengatasi suasana seperti diatas, adalah menjadi bagian dari tugas arsitek lanskap. Misalnya tiap jarak tertentu, permukaan ruas jalan tol dibuat berirama, garis batas tepi jalan tol dicat dengan beberapa macam warna. Juga pada lampu penerangan jalan bisa dibuat beragam warna cahaya, misalnya memasang bola lampu warna putih/bening, kuning atau biru.

3. Volume aktivitas di sekitar arsitektur lanskap jalan tol

Unsur volume yang kita maksud adalah meliputi perkiraan jumlah penduduk sekitar ruas jalan tol, yang bertambah (urban) beberapa tahun yang akan datang. Cepat atau lambat, hal ini akan berpengaruh pada pola aktivitas dan pergerakan pengguna jalan tol. Misalnya unsur view yang sebelumnya ada, kemungkinan akan hilang dan berganti menjadi komplek permukiman, area komersial atau kawasan industri. Pastikan alih fungsi lahan yang terjadi sekitar lingkungan jalan tol, berakibat pada peningkatan volume kendaraan yang melintas.

pergerakan dan aktivitas pengguna jalan tol di rest area, wujud dari rancangan arsitektur lanskap
Rest Area Jalan Tol

Dengan terbangun beberapa titik rest area,  secara tidak langsung mendukung proses urbanisasi terjadi sekitar jalan tol. Aktivitas para pedagang ini, yang berasal dari penduduk sekitar atau pendatang berpotensi membentuk permukiman baru.

Kondisi ini, arsitek lanskap perlu mengelola dan memelihara lingkungan agar tidak terjadi alih fungsi lahan. Untuk itu memerlukan kerjasama dengan kementerian, instansi/dinas dan pemprov atau pemda. Kerjasama tersebut berlandaskan peraturan dan undang-undang,yang sudah resmi dari pemerintah. Misalnya regulasi yang mengatur Tata Ruang Jalan Tol Indonesia adalah Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007.

3. Pentingnya arsitektur lanskap yang berkelanjutan (Sustainable)

Gapura, Tetengger atau Landmark dan sebagainya dahulu berfungsi sebagai icon budaya, kearifan lokal dan karakteristik sebuah kota. Kini berangsur-angsur terlupakan, karena pergerakan manusia mayoritas melaui jalan tol dan perhatian terhadap pentingnya arsitektur kota semakin berkurang.

Aspek berkelanjutan pada jalan tol, bisa nyata pada desain Gerbang Tol (GT). Yaitu yang mengedepankan kebudayaan dan kearifan lokal, seperti bangunan GT di kota Denpasar, Bali. Tujuannya adalah mengembalikan fungsi gapura kota ke GT, karena saat ini GT menjadi akses utama keluar masuk manusia dalam melakukan aktivitas. Dengan demikian karakteristik dan unsur budaya sebuah kota tetap bisa kita pertahankan.

 

Pada gambar slide in, terlihat perbedaan yang sangat kontras antara Gapura kota dengan GT. Gapura kota masih mempertahankan karakteristik dan kearifan lokal, sementara GT rancangnya dengan gaya arsitektur modern.

Penutup

Saatnya arsitek lanskap pro-aktif, sejak proses perencanaan infrastruktur jalan tol berlangsung. Tentu kita tidak manghendaki identitas, budaya dan kearifan lokal bangsa hilang oleh arus globalisasi dan teknologi. Demikian juga untuk menghindari dampak kerusakan lingkungan alam, serta kemungkinan alih fungsi lahan sekitar ruas jalan tol. Guna merealisasikan, arsitek lanskap perlu melakukan kerjasama dengan ahli-ahli bidang lain.

Barometer keberhasilan pembangunan infrastruktur jalan tol Indonesia adalah jalan tol Trans Jawa, dengan panjang ruas jalan tol mencapai 1.000 kilometer. Berkaca dari kelebihan atau kekurangan jalan tol Trans Jawa, mari jadikan koreksi untuk pelaksanaan pembangunan jalan tol selanjutnya. Ketika melakukan pembangunan infrastruktur jalan tol di pulau Sumatera, Kalimantan atau Sulawesi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!