Blender atau Cutting torch adalah salah satu alat kerja yang berguna untuk memotong baja. Selain bernama blender, alat ini juga terkenal dengan sebutan alat potong nyala (Flame cutting), yang sering kita temui pada bengkel-bengkel konstruksi baja dan otomotif.
Prinsip kerja pemotongan baja
Prinsip pemotongan baja dengan alat blender adalah pemanfaatan reaksi baja dalam keadaan berpijar dengan zat asam murni. Dimana reaksi kedua macam zat tersebut terjadi demikian hebat, sehingga menghasilkan panas yang sangat tinggi yang bisa mencairkan baja dengan cepat. Perlu kita ketahui, untuk memijarkan baja lebih dahulu kita panaskan dengan nyala api yaitu menggunakan blender, untuk itu kita perlu sesuaikan jenis nyala api dengan tebal atau tipis baja yang akan kita potong.
Penting kita ketahui juga, baja jangan sampai mencair ketika kita lakukan pemanasan pendahuluan. Jadi, sewaktu panas baja telah mencukupi segera alirkan zat asam murni agar menekan permukaan baja yang tengah berpijar. Dengan demikian pada titik yang tertusuk zat asam akan teroksidasi dan melebur/tertiup oleh tekanan zat asam, sehingga permukaan baja terbuka.
Nah, jika keadaan okidasi kita lakukan berulang-ulang pada titik yang tidak sama, atau dengan kata lain kita menggerakkan blender ke arah tertentu. Maka baja akan terpotong sesuai dengan alur semburan zat asam yang kita arahkan.
Kelengkapan blender untuk pemotongan baja
Walau pada prinsipnya blender hanya memerlukan nyala untuk pemanasan pendahuluan, namun agar kita bisa menggerakkan alat ini ke segala arah. Yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pemotongan baja agar sesuai dengan yang kita kehendaki. Maka pada ujung stang blender terpasang sebuah komponen blender, yang memiliki 4 atau lebih lubang kecil yang berguna untuk mengeluarkan campuran gas pembakar. Adapun komponen tersebut bernama Nozzle (Cutting tip).
Semua jenis-jenis perlengkapan/komponen alat ini, dapat kita perhatikan pada gambar. Sementara penjelasan mengenai fungsi pada proses pemotongan baja, akan kita jabarkan berikut ini:
1.Nozzle
Telah kita jelaskan sebelumnya tentang fungsi nozzle pada proses pemotongan baja. Adapun ukuran nozzle yang tersedia adalah mulai dari 1 s/d 3. Dan perlu kita ketahui penggunaan komponen ini harus menyesuaikan tebal baja yang akan kita potong, dimana semakin tebal bahan yang akan kita potong maka ukuran nozzle makin besar juga. Sebagai contoh nozzle nomor 3, sanggup kita pergunakan untuk memotong baja yang memiliki ketebalan 40 mm.
2.Stang blender potong (Cutting torch)
Perlu kita bedakan stang blender yang kita maksud adalah kelengkapan alat untuk melakukan pemotongan baja bukan stang blender untuk las, sebab keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Adapun fungsi stang blender potong adalah wadah untuk mencampur zat asam dengan gas pembakar, dalam hal ini yang kita gunakan adalah Elpiji/LPG. Sehingga menghasilkan campuran gas untuk melakukan pemanasan pendahuluan. Dan stang blender juga berfungsi sebagai alat membuka dan menutup katup/tuas, yang mengalirkan zat asam murni pada baja yang akan kita potong.
3.Tabung oksigen
Adalah kelengkapan alat potong baja yang berisi gas oksigen (O2), yang berguna untuk meniupkan zat asam pada titik permukaan baja yang berpijar. Jadi oksigen yang kita maksud ini secara khusus untuk keperluan industri, dan sangat berbeda jenis dengan oksigen keperluan medis, seperti yang sering kita temukan pada puskesmas atau rumah sakit.
4.Tabung elpiji
Merupakan komponen yang berisi gas elpiji atau LPG (Liquified petroleum gas), yang berguna sebagai sumber nyala (gas pembakar) untuk menghasilkan panas pendahuluan pada permukaan baja. Adapun ukuran tabung elpiji untuk keperluan industri adalah yang berisi 12 kg dan 50 kg. Jadi, pemakaian elpiji yang berukuran 3 kg harus kita hindari, sebab ukuran tersebut adalah untuk keperluan rumah tangga.
5.Selang oksigen dan elpiji
Pada gambar sebelumnya kita lihat dengan jelas bentuk selang oksigen dan elpiji menjadi satu atau dobel, yaitu terdiri dari selang berwarna merah dan hijau. Dimana selang merah adalah untuk menyalurkan elpiji, sementara warna hijau untuk menyalurkan oksigen dari tabung ke stang blender. Adapun kriteria selang yang berkualitas baik adalah tidak kaku (elastis) serta memiliki ukuran diameter antara 6 s/d 9 mm.
6.Regulator oksigen dan elpiji
Regulator adalah alat pengukur tekanan yang berfungsi sebagai pengatur dan menstabilkan tekanan oksigen maupun elpiji yang keluar dari tabung. Sehingga sesuai dengan tekanan yang kita kehendaki serta dapat tersalur dengan stabil atau konstan. Cukup mudah membedakan antara regulator oksigen dan elpiji, yaitu dari warna. Berwarna merah menandakan regulator elpiji, sementara hijau adalah regulator oksigen.
7.Pemantik api potong
Pemantik api (Lighter) berguna untuk menyalakan campuran gas pada ujung nozzle. Alat ini harus bergagang panjang, supaya pengguna blender dapat terhindar dari kebakaran.
8.Klem
Adalah alat yang berfungsi untuk mengencangkan sekaligus menghubungkan antara selang dengan stang blender, dan dengan regulator.
Selain 8 jenis kelengkapan alat tersebut, masih ada beberapa komponen alat bantu pemotongan baja agar dapat terlaksana dengan baik. Yaitu kunci pengeras, yang berfungsi untuk mengencangkan baut klem, serta membuka dan menutup katup/tutup oksigen maupun elpiji.
Anda dapat ketahui secara detail seluruh komponen, dengan memperhatikan gambar sebelumnya. Seluruh komponen ini juga, banyak kita temui pada workshop yaitu untuk melaksanakan fabrikasi baja. Silahkan anda pelajari Jenis-jenis Alat Fabrikasi Baja.
Teknis pelaksanaan pemotongan baja
Jika pelaksanaan pemotongan baja tidak kita lakukan dengan seksama, maka sering terjadi sisi bawah baja yang kita potong tertinggal dari sisi yang atas. Atau yang lazim kita dengar dengan istilah drag atau lag. Indikasi terjadinya drag bisa kita ketahui dari permukaan baja yang kita potong terlihat kasar, hasil pemotongan terputus-putus dan tidak lurus.
Maka untuk menghindari hal tersebut, kita harus pastikan sisi bawah baja yang kita potong terlihat dengan jelas, serta alur potong telah membentuk lubang yang halus/rapi dan lurus. Namun apabila masih terlihat gejala drag, maka perlu kita lakukan pemeriksaan pada: 1]. Kecepatan pemotongan baja, 2].Pelaksanaan pemanasan pendahuluan, 3].Pengaturan nyala api.
1.Standar kecepatan memotong baja
Seperti telah kita ketahui untuk mendapatkan hasil pemotongan yang sempurna, salah satu cara yang perlu kita lakukan adalah menyitel ulang kecepatan. Adapun standar kecepatan potong berdasarkan tebal baja yang akan kita potong, yakni:
- Tebal baja 2 mm, kecepatan potong adalah antara 45 s/d 65 cm/menit
- Ketebalan baja 6 mm, kecepatan potong antara 43 s/d 63 cm/menit
- Ketebaan baja 12 mm, kecepatan potong antara 38 s/d 58 cm/menit
- Tebal baja 25 mm, kecepatan potong antara 30 s/d 45 cm/menit
Dari data mengenai standar kecepatan tersebut mungkin anda bertanya, mengapa untuk memotong benda yang lebih tebal bisa menghasilkan potongan yang lebih panjang?. Jawabnya adalah karena pemanasan pendahuluan pada baja yang tebal membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi bila kita bandingkan dengan baja yang lebih tipis. Hal ini berhubungan dengan prinsip kerja pemotongan baja dengan blender, seperti yang telah kita bahas sebelumnya.
2.Teknis melaksanakan pemanasan pendahuluan sebelum pemotongan
Selain memperhatikan kecepatan pemotongan bahan, perlu kita ketahui mengenai waktu pelaksanaan pemanasan pendahuluan. Hal ini penting mengingat suhu lebur baja adalah antara 1.300 s/d 1.500ºC, yang berarti kita membutuhkan beberapa waktu untuk membuat permukaan baja berpijar. Yaitu dengan teknis pelaksanaan seperti berikut:
- 5-10 detik untuk memanaskan baja yang memiliki tebal 10-20 mm,
- 7-15 detik untuk memanaskan baja yang memiliki tebal 20-25 mm,
- 10-20 detik untuk baja yang memiliki tebal 50-75 mm,
- 15-25 detik untuk baja yang memiliki tebal 75-100 mm,
Sebagai syarat tambahan, agar kita dapat melaksanakan pemanasan pendahuluan sesuai waktu tersebut, maka baja kita panasi dengan menggunakan nyala api.
3.Cara mengatur nyala api untuk memanasi dan memotong baja
Ada beberapa jenis nyala api yang dapat kita bedakan berdasarkan warna yaitu: 1].Nyala api normal/netral, 2].Nyala api oksidasi dan, 3].Nyala api karburasi. Adapun jenis nyala api yang kita pakai untuk memanasi dan memotong baja adalah jenis nyala api normal. Yaitu memiliki kriteria api berwarna biru bercampur putih, ujung api berbentuk bulat (tumpul) serta tidak mengeluarkan suara.
Berikut ini teknis mengatur nyala api agar mencapai nyala api normal, yaitu:
- Buka katup tabung elpiji dengan cara memutar ke kiri sebanyak ¼ putaran katup. Sementara katup oksigen buka ke kanan sebanyak ½-1 putaran katup.
- Kran (valve) pengatur tekanan yang ada pada regulator elpiji anda buka, hingga tekanannya mencapai 0,30 kg/cm². Lalu kran tekanan pada regulator oksigen anda buka hingga tekanannya mencapai 2,5 kg/cm².
- Kemudian silahkan buka kran elpiji pada stang blender hingga mencapai ¼ putaran, dan anda nyalakan dengan pemantik api.
- Anda buka kran oksigen pada stang blender secara pelan-pelan, sampai mencapai nyala api normal.
Sampai pada tahap ini, perlu kita cek apakah nyala api sudah netral atau belum. Yaitu dengan cara membuka kran/tuas oksigen yang ada pada stang blender secara cepat, kemudian langsung kita tutup kembali. Nah, jikalau nyala api tidak berubah berarti telah mencapai nyala api normal untuk melakukan pemanasan maupun pemotongan. Namun sebaliknya bila terjadi perubahan, maka perlu kita lakukan penyitelan ulang seperti uraian pada nomor 1 s/d 4.
Cara memotong baja secara manual
Memotong baja secara umum dapat kita lakukan melalui 3 cara, yaitu pemotongan dengan cara manual, semi otomatis dan otomatis. Adapun arti pemotongan secara otomatis adalah memotong bahan sepenuhnya dengan menggunakan alat potong elektronik mekanis (komputerisasi). Sementara semi otomatis artinya memotong dengan memakai beberapa alat bantu potong, misalnya rel yang berguna sebagai garis/alur potong.
Untuk melengkapi pemahaman kita tentang cara memotong baja secara manual, dapat kita jabarkan teknisnya seperti berikut:
- Nyalakan api pada ujung nozzle, sehingga mencapai nyala api normal. Teknis untuk melakukan ini telah jelas sebelumnya yaitu pada pengaturan nyala api normal,
- Dekatkan stang blender pada permukaan baja yang kita potong hingga berjarak 6 s/d 8 mm,
- Setelah permukaan baja berpijar, kita angkat sedikit stang blender, sehingga berjarak antara 12 s/d 16 mm dari baja,
- Semprotkan zat asam murni pada permukaan baja yang berpijar, sehingga terjadi oksida cair. Yaitu permukaan baja terhembus ke samping oleh karena nyala api belum menembus bahan,
- Setelah kita lihat baja tertembus nyala api, selanjutnya stang blender kita turunkan kembali ke permukaan baja sehingga memiliki jarak sekitar 6 mm.
- Tarik stang blender sesuai arah yang kita inginkan secara perlahan. Yaitu dengan menyesuaikan kecepatan pada tebal baja yang akan kita potong,
Tips agar hasil pemotongan baja sempurna
Pada kondisi tertentu ketika kita harus memotong pelat baja yang tebal, misalnya untuk membuat struktur rangka baja. Silahkan anda baca Metode Kerja Fabrikasi Baja, maka yang perlu kita perhatikan agar hasil pemotongan sempurna adalah:
- Pastikan suhu pemanasan baja telah merata ke seluruh bagian baja yang akan kita potong, baik pada bidang atas maupun bawah pelat.
- Pemotongan kita lakukan sedikit agak keluar dari garis/alur, hal ini bertujuan agar ukuran bahan yang kita potong tidak berkurang karena termakan oleh nyala api.
- Selain harus menyesuaikan standar kecepatan pemotongan, agar tetap mempertahankan jarak ideal antara stang blender dengan permukaan pelat.
- Selama pemotongan berlangsung perlu kita hindari agar jangan sampai terjadi drag. Serta nyala api berhenti karena kehabisan oksigen atau elpiji.
Kelebihan dan kekurangan memotong baja dengan blender
1.Kelebihan alat potong
- Mampu memotong semua baja profil serta pelat baja lembaran yang tebal,
- Dapat kita gunakan untuk memotong berbagai bentuk profil baja
- Proses pemotongan relatif cepat dan dengan hasil yang baik
- Posisi memotong baja dapat kita lakukan secara vertikal maupun horizontal
- Penggunaan dapat kita lakukan secara manual, semi otomatis serta otomatis
- Penggunaan alat sangat fleksibel karena bisa kita gunakan pada workshop maupun proyek,
- Selain untuk memotong baja, alat ini juga bisa membantu proses membengkokkan besi yaitu dengan cara memanaskan.
2.Kekurangan alat potong
Secara umum kekurangan alat ini adalah pada teknis penggunaan saja, artinya jika tukang yang melaksanakan pemotongan baja belum berpengalaman, maka dapat kita pastikan hasilnya tidak sempurna.
Penutup
Semoga dengan penjelasan ini, kita dapat memahami mengenai prinsip kerja pemotongan baja dengan menggunakan blender. Memahami komponen-komponen blender, teknis dan cara pelaksanaan pemotongan serta memahami kelebihan dan kekurangan alat ini.