Metode Kerja Fabrikasi Baja Untuk Bahan Konstruksi

Fabrikasi baja adalah rangkaian pekerjaan beberapa komponen bahan baja, yang melalui proses dari bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Dan selanjutnya kirim ke lokasi proyek untuk digunakan sebagai struktur konstruksi. Sedangkan pengertian metode kerja fabrikasi baja, adalah sesuatu perbuatan yang teratur melakukan secara bertahap untuk mengerjakan beberapa komponen bahan baja.

Agar baja dapat kita gunakan untuk keperluan konstruksi bangunan terlebih dahulu melalui proses fabrikasi. Metode kerja fabrikasi baja yang benar harus kita laksanakan dengan tahap-tahap seperti berikut:

Tahap I: Persiapan sebelum pelaksanaan fabrikasi

Agar rangkaian proses pelaksanaan fabrikasi baja berjalan lancar dan berkualitas, perlu kita lakukan beberapa persiapan pada hal-hal seperti berikut ini:

  1. Workshop        : memastikan lokasi pelaksanaan fabrikasi adalah workshop bukan pada area yang tebuka. Workshop yang respresentatif untuk kerja baja adalah terhindar dari hujan dan panas.  Serta memiliki luas yang cukup untuk melaksanakan fabrikasi baja.
  2. Shop drawing  : memastikan shop drawing telah lengkap dan telah melalui approval oleh pihak-pihak berkompeten, misalnya Engineer, Konsultan pengawas dan MK.
  3. Peralatan         : memastikan semua Jenis Alat Fabrikasi Baja Konstruksi telah lengkap dan dalam kondisi baik.
  4. Bahan              : memastikan semua bahan yang akan kita gunakan sudah tersedia dan semua dalam kondisi baru, bukan sisa atau bahan bekas.

Tahap II: Rangkaian metode kerja fabrikasi baja

1. Pelaksanaan pembersihan (clearing)

Membersihakan permukaan bahan dari kotoran yang menempel misalnya debu, air, minyak, gumpalan logam kasar dan sebagainya. Pembersihan juga harus kita lakukan pada lokasi/area kerja akan kita laksanakan fabrikasi, antra lain:

  • Lantai kerja terbebas dari bekas-bekas bahan atau Mill scale pekerjaan sebelumnya, tidak bedebu dan lembab,
  • Pada area kerja tidak bercampur dengan bahan dan alat dari proyek yang lain
  • Peralatan tertata rapi

2. Penandaan (marking)

Penandaan artinya memberi kode pada bahan yang akan kita kerjaan, sesuai kode yang tertera pada shop drawing. Langkah pemberian kode  bahan sebagai berikut:

  • Mengukur bahan sesuai ukuran yang telah adadalam shop drawing dan memberi garis dengan kapur besi atau spidol warna putih,
  • Memastikan sisa bahan yang kita ukur tersebut dapat kembali kita pergunakan untuk bahan (tidak terbuang),
  • Memberi kode/tanda pada bahan dengan cat besi

3. Pengendalian (controlling)

Sebelum menuju proses selanjutnya, pengendalian kita lakukan oleh pengawas/engineer fabrikasi untuk memastikan:

  • Lokasi kerja telah benar-benar bersih,
  • Pengukuran pada bahan sudah tepat,
  • Kode pada bahan sudah benar,
  • Sisa bahan bisa kita pergunakan untuk bahanlain.

4. Memotong (cutting)

Pemotongan bahan kita lakukan dengan mempertimbangan kemungkinan terjadinya kontraksi/deformasi pada bahan yang akan kita potong. Untuk mendapatkan hasil yang baik pada bahan tersebut, kita lakukan dengan cara berikut:

  • Garis batas pemotongan bahan telihat dengan jelas,
  • Posisi permukaan bahan tegak lurus terhadap mesin/alat potong, tidak puntir atau miring
  • Bekas irisan benar-benar lurus, rata atau tidak kasar

5. Membuat lobang (drilling)

Lobang yang dibuat pada bahan berguna untuk sambungan dengan mur baut. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada sambungan mur baut, dipengaruhi oleh diamter lobang yang tersedia pada bahan serta jarak lobang apakah sudah sesuai dengan shop drawing. Beberapa langkah kerja membuat lobang pada bahan:

  • Lakukan pengukuran ulang pada bahan yang sudah tersedia, sekaligus memberi tanda dimana posisi akan dibuat lobang, serta berapa ukuran/diameter lobang
  • Ketentuan diamter lobang yang akan dibuat adalah ˃0,5-1 mm diameter baut
  • Ketentuan membuat lobang pada bahan yang ketebalannya ≤3 mm dapat dilakukan dengan mesin/alat Punch,sementara tebal ≥3 harus menggunakan alat bor

6. Perakitan (assembling)

Perakitan bahan guna memperoleh bentuk yang sesuai dengan shop drawing, yaitu menggabungkan bahan dengan Komponen Struktur Rangka Baja Profil lainnya. Misalnya memasang Clead plate pada balok profil IWF, memasang Gusset plate pada rangka batang siku dan seterusnya. Jika bahan yang dirakit tidak sesuai dengan shop drawing, kemungkinan kesalahan terjaddi mulai dari Marking, Cutting dan Drilling.Untuk mengantisipasi agar kejadian seperti ini tidak terjadi, peran pengawas/engineering saat fabrikasi sangat penting.

7. Metode pegelasan (welding)

Untuk medapatkan hasil las yang baik dan maksimal perlu menerapkan teknik pengelasan yang benar. Dan beberapa syarat yang perlu diperhatikan diantaranya permukaan bahan harus benar-benar bersih, menyesuaikan jenis dan tebal las dengan bahan yang akan dilas, posisi bahan yang akan dilas apakah miring atau dapat berobah. Jika bahan yang akan dilas tidak stabil maka perlu dibuat Jig, yang berfungsi membatu tukang memegang/menjepit bahan selama proses pengelasan dilaksanakan. Pengelasan bahan dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:

  • Langkah I: melakukan Tack weld, yaitu membuat titik-titik las pada bahan. Tack weld dilakukan bersamaan dengaan Assembling.
  • Langkah II: jika semua Tack weld telah dilakukan dengan benar pada bahan, maka selanjutnya dapat dilakukan pengelaan (full welding)
  • Langkah III: membersihkan kerak atau bekas las
Dalam gambar diperlihatkan posisi yang akan dilaksanakan pengelasan, adalah bagian dari metode kerja
Gambar detail sambungan las (Pengelasan)

8. Pemeriksaan awal (first checking)

Pemeriksaan awal pada bahan yang telah melalui rangkaian proses fabrikasi, dilakukan oleh pengawas/engineer bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas pekerjaan. Pemerikasaan ini harus berpedoman pada shop drawing, antara lain mengenai:

  • Ukuran dan jumlah bahan yang di fabrikasi,
  • Diameter, jarak dan jumlah lobang pada bahan,
  • Mutu las

Tahap III: Metode kerja finishing baja

Finishing kita lakukan setelah tahap II selesai, dan telah mendapat persetujuan dari pengawas/engineer untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. Tahap ini kiita lakukan dengan mempertimbangkan hal-hal dibawah ini:

  • Area untuk pekerjaan finishing berbeda dengan area proses fabrikasi, maka perlu memindahkan bahan ke area khusus melaksanakan finishing,
  • Semua bahan yang telah melalalui rangkaian proses fabrikasi harus segera kita cat,
  • Memisahkan bahan sesuai kode pada masing-masing bahan,

1. Pelaksanaan pengecatan (painting)

Proses pengecatan permukaan besi segera kita lakukan untuk menghidari korosi, sebab korosi pada besi dapat terjadi karena udara yang lembab, berdebu serta akibat adanya bekas las pada bahan. Spesifikasi cat besi yang kita butuhkan pada baja ada beberapa macam, antara lain:

  • Lapisan Base coating dan cat finishing (top coating) saja atau,
  • Terdiri dari Sand blasting, Base coting, dan Top coating.  

Sementara proses pengecatan dapat kita lakukan dengan 3 jenis yaitu spary, rol dan kuas. Karena masing-masing pekerjaan memiliki spesifikasi dan proses pengecatan yang beragam, maka teknis pelaksanaan cat selalu mengacu pada shop drawing. Serta dibawah pengawasan oleh seorang  pengawas/engineer yang khusus mengani pekerjaan finishing cat.

2. Pemeriksaan akhir (final checking)

Pemerikasaan akhir pada bahan kita lakukan oleh seorang Quality Control (QC), yang bertugas untuk melakukan Cros check jumlah dan kode bahan, dan juga melaksanakan kontrol pada kualitas cat bahan.

3. Pengepakan (packing)

Melaksanakan pengepakan bahan kemungkinan kita laksanakan sebab 2 hal, yakni:

  • Bahan yang telah selesai fabrikasi langsung kirim ke proyek. Jika hal ini memungkinkan akan lebih baik, sebab tidak perlu lokasi ekstra untuk tempat penyimpanan bahan workshop. Hanya yang kita perlukan armada/alat transportasi yang memadai untuk mengangkut bahan ke lokasi proyek.
  • Bahan yang telah selesai fabrikasi tidak langsung kirim ke proyek. Hal ini perlu memperhatikan lokasi penyimpanan agar tidak mengakibatkan kerusakan pada bahan. Misalnya bahan tidak bersinggungan langsung dengan tanan, jadi tempatkan pada ruang tertutup dan terhindar dari panas atau hujan.

Kesimpulan

Berdasarkan tahap-tahap metode kerja fabrikasi baja tersebut, dapat kita simpulkan ada 4 orang yang memiliki peran penting menangani rangkaian proses fabrikasi hingga finishing, yaitu pengawas/engineering yang bertugas untuk:

  1. Mengawasi proses Marking hingga Controlling
  2. Menangani proses Cutting hingga First Checking
  3. Menangani proses Painting
  4. Quality Control (QC)

Selain itu ada 2 orang bagian logistik, yaitu yang menangani bagian penerimaan bahan dan yang menangani bagian pengiriman bahan yang sudah selesai selsai fabrikasi.

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!