5 Material Baja Mula-mula di Benua Eropa & Riwayatnya Kini [Part 1 of 2]

Salah satu bentuk material baja mula-mula

Material baja mula-mula yang tergolong paling tua adalah INP. Ratusan tahun silam oleh salah satu pabrik baja di Jerman. INP sendiri adalah singkatan dari Duits Normaal Profiel. Dalam bahasa Indonesia, berarti baja profil normal. Sedangkan Duits adalah istilah lain untuk negara Jerman pada saat itu.

Selain baja INP, dulu di benua eropa terkenal baja DIN, DIE, DIR dan DIL. Jadi, seluruhnya ada 5. Kok, namanya mirip?. Betul. Karena pada dasarnya material-material ini berhubungan satu sama lain. Penasaran?. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai material baja mula-mula ini. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Baja profil INP

Ciri utama material baja INP adalah tinggi, dan sayap (flange) agak pendek. Namun tebal. Keunikan yang lain adalah terletak pada ukuran profil. Tinggi profil mencapai 2,5 – 3x lebar sayap. Contoh profil baja INP, seperti terlihat pada gambar sebelah kiri.

Material baja INP, DIN, DIR dan DIE

Persamaan dan perbedaan antara INP dan I-beam

Sebagaian besar orang menganggap INP sama dengan baja I, atau I-beam. Apakah itu salah?. Bisa iya. Tapi, bisa juga tidak. Dari segi bentuk, kedua material memang sangat mirip. Seperti pinang dibelah dua. Oleh sebab itu, tidak salah kalau disebut sama.

Lalu yang salah bagaimana?. Terkait dengan ukuran, serta kode penulisan material. Ukuran baja INP tidak sama dengan baja I. Misalnya, baja I 450x175x13x26 mm. Seluruh dimensi baja tertulis secara lengkap. Mulai dari tinggi badan (H), lebar sayap/flange (A), serta tebal profil (t1 dan t2).

Sementara dimensi material baja INP, ditulis secara singkat. Misalnya, I 45. Ini merujuk pada dimensi INP 450x170x16,2×24,3 mm. Sengaja kami ambil contoh profil yang sama. Yakni tinggi 450 mm. Tapi, perhatikan dimensi material dibelakangnya. Bedan bukan?.

Sejarah singkat material INP

Latar belakang perbedaan, dan persamaan antara INP, dan I-beam demikian. INP sebagai material baja mula-mula digunakan sebagai gording, usuk, dan rangka cladding. Bukan sebagai balok. Sebagaimana fungsi I-beam yang diproduksi kemudian. Pun, setelah puluhan tahun sejak INP.

Sedangkan baja I, secara sengaja ditujukan sebagai material struktural. Antara lain balok, rafter, serta komponen portal frame yang berukuran kecil. Semisal bracing kolom, kolom gable, konsol dan sebagainya.

Jadi pada intinya, fungsi baja I bukan untuk menggantikan material baja INP. Melainkan untuk memperoleh manfaat yang lebih besar pada konstruksi bangunan.

2. Material baja DIN

DIN singkatan dari Differdange Normal. Terjemahan secara harfiah adalah perbedaan yang normal. Hal ini merujuk pada material baja mula-mula yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian dilakukan beberapa perubahan bentuk, dan dimensi. Sehingga tercipta sebuah baja profil yang baru. Yang diklaim merupakan bentuk yang paling normal.

Penulisan notasi/kode material ini di Eropa, awalnya adalah DiN. Sesuai dengan singkatan material. Namun, akhir-akhir ini di Indonesia popular dengan DIN. Dengan alasan penyesuaian tata bahasa dalam negeri. Yang mana semua singkatan harus menggunakan huruf kapital.

Pula penting diketahui. Baja DIN adalah hasil pengembangan dari baja INP. Kemudian baja DIR, DIE dan DIL. Maka dari itu, baja INP boleh disebut sebagai induk dari 4 jenis material ini. Untuk mengetahui lebih detail tentang baja INP, dan DIN perhatikan gambar diatas tadi. Lalu bandingkan 4 hal berikut

  1. Lebar sayap (flange)
  2. Bentuk profil secara keseluruhan
  3. Sudut-sudut pertemuan
  4. Bagian tepi bahan.

Berdasarkan bentuk profil, jelas baja DIN jauh lebih unggul. Dari segi kekuatan tarik, maupun tekan. Oleh sebab itu, cocok digunakan untuk struktur banguan. Sedangkan material baja INP, lebih condong pada pekerjaan arsitektural. Atau, sebagai bahan bangunan yang berkaitan dengan finishing, dan tampilan akhir.

3. Baja DIR

Singkatan dari Differdange Renforce. Diproduksi beberapa tahun kemudian setelah baja DIN. Dengan tujuan untuk digunakan sebagai material struktur banguan yang lebih besar. Jadi, pembuatan material baja mula-mula muncul seiring dengan perkembangan (kebutuhan) proyek konstruksi.

Awalnya material DIN yang dianggap dapat mewakili segala kebutuhan konstruksi baja berat, ternyata kurang kuat. Oleh sebab itu, pabrik memperkuat (renforce) material baja. Yakni dengan cara menambah ketebalan profil. Pada bagian badan (web), maupun sayap (flange). Sementara tampilan material tetap sama dengan baja DIN.

4. Baja DIE

Adalah kepanjangan dari Differdange Economique. Kasusnya sama. Adalah kelanjutan dari kebutuhan material bangunan. Material baja INP, DIN dan DIR pun dianggap masih memiliki kelemahan. Yaitu terkait biaya. 3 jenis material baja tersebut sangat boros. Pula, hanya untuk konstruksi-konstruksi besar. Sementara untuk bangunan yang kecil, kurang pas.

Oleh sebab itu, industri baja saat itu kembali membuat satu baja profil yang ekonomis. Dengan ukuran yang lebih tipis, dan variatif. Sebab baja DIE ditujukan untuk proyek-proyek konstruksi menengah ke bawah. Seperti rumah tinggal, perkantoran, dan sekolah.

5. Material baja DIL

DIL singkatan dari Differdange Leger. Leger dalam hal ini artinya adalah balok penyangga. Untuk lantai dak, balkon, mezzanine dan sebagainya. Dari namanya, teman-teman sudah tahu kan fungsi material baja mula-mula ini?.

Pada prinsipnya baja DIL juga dibuat karena tuntutan kebutuhan. Yakni untuk melengkapi material DIE. Sebagai material konstruksi yang ekonomis. Namun, fungsi baja DIL lebih spesifik. Yakni untuk balok.

[Penutup] Proses pembuatan material dan eksistensinya di Indonesia

5 jenis material baja mula-mula ini dibuat dengan proses canai dingin. Dan, digunakan untuk pertama sekali hanya di wilayah benua eropa. Kemudian, disyahkan menjadi material baja yang standar. Untuk menjamin mutu konstruksi tetap bagus.

Di Indonesia baja INP, DIN, DIE, DIR dan DIL eksis pada masa kolonial. Semenjak itu, sudah tidak pernah digunakan lagi. Hal tersebut kami buktikan, selama 25 tahun ini. Belum pernah menemukan material baja INP buatan eropa. Digunakan untuk konstruksi bangunan. Begitu pula 4 jenis material baja turunannya.

Demikian penjelasan tentang ragam jenis material baja mula-mula. Lebih lengkap mengenai ukuran, serta berat satuan material dapat Anda baca pada artikel bagian ke-2.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!