Pahami apa saja kelebihan rangka lisplang besi holow dan bandingkan dengan kekurangannya, baru Anda tentukan pilihan. Untuk memastikan apakah rangka lisplang tersebut sesuai dengan model konstruksi bangunan yang Anda buat.
Untuk membuat sebuah lisplang yang bagus harus pakai rangka. Material yang paling banyak digunakan saat ini adalah besi holow. Nah sebelum Anda menentukan pilihan akan menggunakan rangka lisplang besi holow, ketahui dulu apa kelebihan dan kekurangannya.
Tujuan mengetahui kelebihan dan kekurangan elemen konstruksi bangunan secara umum adalah untuk meminimalisir resiko. Yang diakibatkan oleh faktor eksternal, misal gempa. Maupun faktor internal misalnya kebakaran.
Sementara tujuan khusus adalah untuk meminimalisir biaya konstruksi bangunan, tanpa mengesampingkan kekuatan dan estetika. Serta untuk mendapat material yang paling pas untuk konstruksi bangunan.
Dalam hal konstruksi bangunan yang dimaksud adalah lisplang. Sedangkan elemen lisplang terbagi 2, yaitu rangka dan tutup lisplang. Nah yang menjadi topik utama pembahasan adalah mengenai elemen rangka. Terbuat dari besi holow.
Kelebihan rangka lisplang besi holow
Besi holow atau besi stal kotak yang sering digunakan untuk membuat rangka lisplang adalah ukuran: 20×40; 40×40; 40×60 dan 60×60 mm. Memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Ringan dan murah
Murah atau tidaknya harga besi baja adalah ditentukan seberapa berat material tersebut. Semakin tebal profil material besi, tentu makin berat. Dan harganya pun mahal.
Sebaliknya demikian. Kalau material besi tipis, maka harganya pasti murah. Besi holow termasuk murah karena tebal material yang digunakan untuk membuat rangka lisplang tidak sampai 3 mm. Tapi hanya 2 – 2,3 mm.
Dampak positif berikutnya adalah terhadap upah kerja. Bilamana sistem pengerjaan rangka dilakukan dengan cara borong jasa, maka acuan volume pekerjaan adalah tonase besi holow. Jadi, tetap lebih murah. Karena tonase rangka lisplang besi holow tidak besar.
Contoh ketika membuat rangka lisplang tinggi 50 cm. Material yang dibutuhkan adalah: 1]. Holow 40x40x2 mm digunakan sebagai batang atas dan bawah, lalu 2]. Holow 20x40x2 mm, digunakan sebagai rangka vertikal dan diagonal.
Total tonase material per meter adalah:
– Rangka atas/bawah = 1 x 2 x 2,59 kg = 5,18 kg
– Rangka vertikal = 0,50 x 2 x 1,94 kg = 1,94 kg
– Diagonal = 1,20 x 1 x 1,94 kg = 2,23 kg
= 9,46 kg
Berdasarkan hitungan diatas bisa diketahui, jika tinggi lisplang adalah 40 cm. Berarti tonase rangka adalah:
= (9,46 : 50) x 40 cm
= 7,57 kg/m
2. Pabrikasi mudah
Proses pabrikasi rangka lisplang besi holow tergolong mudah karena terdiri dari 5 tahap:
- Pengukuran
- Pemotongan bahan
- Setting rangka batang
- Mengelas
- Pengecatan
Pada pekerjaan tersebut sama sekali tidak ada proses pengeboran. Sebagaimana dilakukan pada saat membuat lubang sambungan baut mur pada konstruksi baja pada umumnya.
Selain itu penggunaan material plat buhul untuk rangka holow tidak ada. Oleh sebab itu proses pengerjaan sangat cepat dan praktis. Beda dengan rangka lisplang yang terbuat dari material besi CNP dan besi siku.
3. Paling minimalis
Dari antara sekian banyak jenis material baja beredar di Indonesia. Yang paling minimalis adalah besi holow. Kemudian disusul oleh besi pipa.
Oleh sebab itu ketika besi holow diaplikasikan sebagai bahan bangunan, otomatis bangunan menjadi minimalis. Tidak terkecuali ketika dipakai untuk membuat rangka lisplang.
Sejalan dengan letak pasang lisplang yang menjadi satu kesatuan dengan fasad bangunan. Pula menjadi alasan tersendiri mengapa besi holow menjadi pilihan yang pertama.
Sebagaimana diketahui bahwa se-bagus apapun tampilan bangunan, kalau tidak didukung oleh material yang terbaik pasti hasilnya tidak maksimal.
Jadi, antara hasil akhir dan bahan bangunan yang digunakan adalah 2 hal yang saling berkaitan erat. Dalam hal ini yaitu besi holow dengan lisplang. Atau antara besi holow dengan pintu / pagar.
Kekurangan rangka lisplang besi holow
Pada kondisi tertentu setiap material baja akan memiliki kekurangan. Termasuk besi holow. Ketika digunakan untuk rangka lisplang tinggi 80 cm keatas, memiliki kelemahan sebagai berikut:
a. Kurang kokoh
Hal ini disebabkan oleh pemasangan besi holow dilakukan secara vertikal. Sementara tumpuan rangka rata-rata jarak 6,0 meter, atau lebih. Sesuai dengan jarak pemasangan konsol, atau tiang kolom.
Tambah lagi beban angin dan tutup lisplang. Maka besi holow dianggap tidak memadai. Karena terlalu tipis. Solusinya adalah menggunakan material besi yang lain. Seperti CNP dan besi siku.
Pembahasan mengenai 2 jenis material yang berbentuk huruf C dan L ini sebagai rangka lisplang, dapat Anda temukan dalam situs ini juga. Untuk itu silahkan Anda browsing dalam kolom pencarian, atau di halaman pencarian google.
b. Pemasangan relatif sulit
Pabrikasi rangka lisplang besi holow umum dilakukan di workshop atau di proyek. Tapi sudah dalam bentuk rangkaian. Sesuai dengan panjang bentang. Misal 6 atau 8 meter.
Sementara pemasangan dilakukan pada ketinggian 4 meter lebih. Dengan cara las. Oleh sebab itu membutuhkan teknik khusus. Menggunakan alat yang modern sehingga tenaga kerja sedikit. Atau pakai alat konvensional saja, tetapi melibatkan banyak pekerja.
Alat modern untuk memasang rangka lisplang adalah crane. Sementara alat konvensional adalah perancah scafolding. Kedua metode ini sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahan. Khususnya dalam hal biaya.
Maka disimpulkan bahwa pemasangan rangka lisplang besi holow dapat dilakukan dengan cepat, tapi butuh anggaran besar. Sementara kalau biaya rendah, berarti Anda harus melakukan pemasangan dengan cara manual. Tapi lambat.