Harga satuan pekerjaan adalah nilai harga pasar yang telah tentukan untuk satu item pekerjaan. Proses pembangunan terdiri dari beberapa sub pekerjaan, yang masing-masing sub pekerjaan tersebut juga terdiri dari beberapa item pekerjaan. Sementara item pekerjaan sendiri terdiri dari beberapa unsur seperti upah, bahan dan alat.
Agar anda tidak bingung, begini: Pekerjaan konstruksi baja adalah salah satu sub pekerjaan dari sebuah bangunan, lalu item pekerjaannya adalah Tiang kolom, Plat landas, Kuda-kuda dan sebagainya. Nah, untuk pembuatan Tiang kolom terdiri dari unsur Tenaga kerja (tukang las), Bahan baja profil IWF dan Alat las. Lebih jelas, mari perhatikan contoh diagram sederhana ini:
PEKERJAAN BANGUNAN –> Pekerjaan Kontsruksi Baja –> Tiang kolom –> Tukang las
Pengertian harga satuan pekerjaan konstruksi baja
Harga satuan pekerjaan konstruksi baja adalah nilai harga pasar yang kita tentukan untuk satu item pekerjaan, yang menggunakan bahan baja. Yang mana jumlah nilai harga tersebut kita peroleh melalui analisa (perhitungan) dari unsur-unsur dalamnya. Gambar ini adalah contoh tabel analisa harga satuan pekerjaan konstruksi baja. Dari gambar ini kita ketahui, yang mana harga satuan item pekerjaan dan yang mana harga unsur-unsurnya.
Sampai disini, ada baiknya kita mengetahui tujuan harga satuan pekerjaan konstruksi baja kita buat. Yaitu terdiri dari 2 macam tujuan, sebagai berikut:
- Tujuan skala mikro: untuk mengetahui berapa biaya yang kita butuhkan untuk upah tenaga kerja, biaya membeli bahan dan biaya untuk alat kerja.
- Tujuan skala makro: untuk mengetahui total biaya (anggaran) yang kita perlukan untuk sebuah pekerjaan konstruksi baja.
Dalam artikel ini, belum sampai membahas mengenai tujuan skala makro harga satuan. Sebab untuk mengetahui total biaya sebuah pekerjaan konstruksi baja. Juga perlu menghitung volume atau tonase bahan baja yang kita pakai. Silahkan buka artikel Cara Menghitung Tonase Baja,Konstruksi Dak, dengan membaca artikel tersebut anda lebih memahami tujuan skala makro.
Perlukah persiapan sebelum membuat Harga Satuan pekerjaan?
Ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan, sebelum membuat harga satuan pekerjaan konstruksi baja. Tentu tidak seperti bayangan orang awam, hanya menuliskan sebuah nilai lalu harga satuan jadi. Persiapan-persiapan tersebut adalah:
1. Menyiapkan Daftar Upah
Daftar upah adalah rincian biaya yang kita perlukan untuk gaji para tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja. Besar upah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja, klasifikasi menjadi 7 tingkatan, yaitu: Pekerja (Buruh), Tukang besi, Tukang las, Tukang cat, Tukang erection, Kepala tukang dan Mandor. Contoh besar upah tenaga kerja dapat kita lihat pada tabel analisa ini.
2. Menyiapkan Daftar Harga Bahan
Daftar harga bahan adalah rincian harga yang keluar untuk membiayai pembelian masing-masing bahan, yang kita perlukan untuk pekerjaan konstruksi baja. Harga bahan dapat kita peroleh melalui update harga di toko-toko besi atau distributor baja.
Nominal harga bahan yang kita gunakan dalam sebuah pekerjaan konstruksi baja, dapat kita bedakan berdasarkan jenis-jenis bahan, yaitu terdiri dari: Besi beton, Baja profil, Baja plat, Angkur, Mur baut, Menie besi dan cat. Contoh harga bahan dapat kita lihat dalam gambar sebelumnya, ada tertera jenis bahan adalah solar dan minyak pelumas.
3. Menyiapkan Daftar Alat
Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja selain membutuhkan tenaga kerja dan bahan, juga membutuhkan alat kerja. Daftar alat penting kita siapkan untuk mengetahui jumlah dan jenis alat yang kita butuhkan. Ada bermacam-macam jenis alat yang kita butuhkan dalam pekerjaan konstruksi baja, misalnya bor, mesin mesin potong, mesin las, kuas dan seterusnya. Namun untuk pembuatan harga satuan pekerjaan, alat-alat tersebut tidak semua masuk dalam analisa. Lihat pada gambar tersebut, jenis alat kerja yang masuk hanya alat las (sewa).
4. Memahami istilah-istilah dalam Harga Satuan
Sebelum membuat harga satuan pekerjaan, ada beberapa istilah yang perlu kita pahami terlebih dahulu. Tujuannya agar harga satuan yang kita buat bisa tepat dan kompetitif, artinya tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:
- OH = Orang Hari, yaitu satuan yang berguna untuk penghitungan upah per hari tenaga kerja konstruksi. Dalam harga satuan pekerjaan biaya upah tentukan per hari, walau pada praktek pelaksanaan pekerjaan kadang dengan sistem borong.
- KOEFISIEN = Adalah sebuah parameter atau faktor perkalian yang bersifat baku, berguna untuk mendapatkan biaya upah, bahan dan alat.
- OVERHEAD = Adalah biaya ekstra yang harus kita keluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
- PROFIT = Artinya keuntungan (Margin) yang hendak kita peroleh dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Umumnya Overhead dan Profit gabung dalam 1 pos/item, yaitu berkisar 5% sampai 10% dari total nilai pekerjaan.
- ASUMSI = Usaha mendapatkan nilai harga sebuah item pekerjaan degan cara taksir atau perkiraan, yang mana nilai harga asumsi sifatnya tidak mengikat (fleksibel),
- ANALISA = Usaha melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai harga yang baku dari sebuah item pekerjaan,
- KODE = Adalah indeks (penandaan) pada analisa tertentu, misalnya perhitungan biaya upah, bahan dan alat pada sebuah pekerjaan konstruksi.
Cara membuat analisa harga satuan pekerjaan konstruksi baja
Perlu kita ketahui besar gaji tenaga kerja, harga bahan dan biaya alat untuk pekerjaan konstruksi baja pada masing-masing daerah berbeda. Sehingga masing-masing pemerintah kabupaten/kota membuat standarisasi upah, harga bahan dan alat, yang setiap enam bulan sekali mereka perbaharui. Standarisasi ini dibuat dengan tujuan sebagai :
- Tolak ukur atau ketentuan batas maksimal bagi masyarakat saat memberi atau menerima upah kerja.
- Tolak ukur atau ketentuan batas maksimal bagi masyarakat saat menjual atau membeli bahan bangunan.
- Ketentuan bagi masyarakat tentang jenis-jenis alat apa saja, yang bisa kita masukkan dalam analisa harga satuan pekerjaan.
Berikut ini contoh membuat analisa harga satuan pekerjaan konstruksi baja, berdasarkan Standarisasi Harga Satuan Bahan Bangunan, Upah dan Analisa Pekerjaan untuk kegiatan pembangunan, yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Semarang, Tahun 2018.
1. Contoh analisa Harga Satuan per 1 Kg pekerjaan Baja Plat
Langkah 1: Menghitung Biaya Upah, yaitu Gaji Tenaga Kerja dikali dengan Koefisien
- Upah pekerja (buruh) = Rp 88.000,-/Hr x 0,060 = Rp 5.280,-
- Tukang las = Rp 100.000,-/Hr x 0,060 = Rp 6.000,-
- Kepala tukang = Rp 100.000,-/Hr x 0,006 = Rp 600,-
- Mandor = Rp 105.000,-/Hr x 0,003 = Rp 315,-
Langkah 2: Melakukan Perhitungan Biaya Bahan, yaitu Harga Bahan dikali dengan Koefisien
- Baja plat eyzer = Rp 13.120,-/Kg x 1,15 = Rp 15.088,-
Langkah 3: Menjumlah Biaya Upah dan Biaya Bahan
= Rp 5.280 + Rp 6.000 + Rp 600 + Rp 315 + Rp 15.088 = Rp 27.283,-
Langkah 4: Menambah biaya Overhead dan Profit, yakni sebesar 10%
= (10% x Rp 27.283) + Rp 27.283,- = Rp 2.728 + Rp 27.283,- = Rp 30.011,-/Kg, adalah harga satuan per 1 Kg pekerjaan baja plat.
Dari contoh analisa ini terlihat besar gaji tenaga kerja berbeda-beda, namun besar gaji tersebut berlaku (baku) untuk item-item pekerjaan yang lain. Misalnya untuk membuat analisa harga satuan per 1 Kg pekerjaan baja profil IWF dengan pekerjaan baja profil CNP, besar gaji tenaga kerja sama. Yang berbeda hanya harga/biaya pembelian bahan saja, sementara Koefisien-nya juga tetap. Perhatikan contoh ke-2 analisa berikut ini:
2. Contoh analisa Harga Satuan per 1 Kg pekerjaan Baja Profil IWF
Langkah 1: Menghitung Biaya Upah, yaitu Gaji Tenaga Kerja dikali dengan Koefisien
- Pekerja (buruh) = Rp 88.000,-/Hr x 0,060 = Rp 5.280,-
- Tukang las = Rp 100.000,-/Hr x 0,060 = Rp 6.000,-
- Kepala tukang = Rp 100.000,-/Hr x 0,006 = Rp 600,-
- Mandor = Rp 105.000,-/Hr x 0,003 = Rp 315,-
Langkah 2: Perhitungan Biaya Bahan, yaitu Harga Bahan dikali dengan Koefisien
- Baja plat eyzer = Rp 10.230,-/Kg x 1,15 = Rp 11.765,-
Langkah 3: Menjumlah Biaya Upah dan Biaya Bahan
= Rp 5.280 + Rp 6.000 + Rp 600 + Rp 315 + Rp 11.765 = Rp 23.960,-
Langkah 4: Menambah biaya Overhead dan Profit, yakni sebesar 10%
= (10% x Rp 23.960) + Rp 23.960,- = Rp 2.396 + Rp 23.960,- = Rp 26.356,-/Kg, adalah harga satuan per 1 Kg pekerjaan baja profil IWF
3. Contoh analisa Harga Satuan per 1 M² pekerjaan Menie Besi
Langkah 1: Menghitung Biaya Upah, yaitu Gaji Tenaga Kerja kita kali dengan Koefisien
- Upah pekerja (buruh) = Rp 88.000,-/Hr x 0,020 = Rp 1.760,-
- Tukang cat = Rp 100.000,-/Hr x 0,200 = Rp 20.000,-
- Kepala tukang = Rp 100.000,-/Hr x 0,020 = Rp 2.000,-
- Mandor = Rp 105.000,-/Hr x 0,003 = Rp 315,-
Langkah 2: Melakukan Perhitungan Biaya Bahan, yaitu Harga Bahan kali dengan Koefisien
- Menie besi = Rp 27.200,-/Kg x 0,100 = Rp 2.720,-
- Kuas 3” = Rp 20.000,-/Bh x 0,010 = Rp 100,-
- Ampelas = Rp 3.400,-/Lbr x 0,200 = Rp 680,-
Langkah 3: Menjumlah Biaya Upah dan Biaya Bahan
= Rp 1.760 + Rp 20.000 + Rp 2.000 + Rp 315 + Rp 2.720 + Rp 100 + Rp 680 = Rp 27.575,-
Langkah 4: Menambah biaya Overhead dan Profit, yakni sebesar 10%
= (10% x Rp 27.575) + Rp 27.575,- = Rp 2.758 + Rp 27.575,- = Rp 30.333,-/Kg, adalah harga satuan per 1 M² pekerjaan menie besi
Penutup
Setelah memahami jenis item pekerjaan konstruksi baja beserta unsur-unsur yang ada, serta persiapan-persiapan yang perlu kita lakukan membuat analisa harga satuan. Membuat analisa untuk masing-masing item pekerjaan konstruksi baja selanjutnya, dapat kita lalukan sesuai contoh analisa harga satuan. Namun agar daftar analisa harga satuan selalu update, informasi terbaru tentang daftar upah, harga bahan dan alat dapat kita peroleh dari pemerintah kota/kabupaten daerah masing-masing.